Jumat, 29 Mei 2009

Against Racism


GERAKAN ANTI RASISME DALAM OLAHRAGA


Dalam dunia olahraga sering kita melihat pelanggaran yang terjadi dalam prakteknya,baik itu pelanggaran teknis,regulasi atau sebagainya.Tak terkecuali hal-hal yang menyangkut rasialis,seperti yang santer belakangan ini sangat digalakkan kembali oleh pihak-pihak berwenang dalam dunia olahraga menyangkut beberapa kasus yang dilakukan oleh pelaku-pelaku dalam dunia olahraga.Seperti pernyataan yang dikeluarkan oleh bos F1,Bernie Ecclestone, kepada media mengenai perlakuan rasialis yang menimpa Lewis Hamilton,juara dunia F1 2008 oleh beberapa fans.Bernie mengungkapkan bahwa yang dterima Hamilton hanya lah sebuah lelucon dari fans belaka.

Hal ini mengundang kontroversi dari beberapa pihak yang menentang aksi rasialisme.Kick It Out,sebuah kelompok anti rasisme dalam olahraga memaparkan "Apa yang Bernie Ecclestone katakan sangat mengejutkan dan memalukan. Dalam posisinya di dunia F1, dan kekuasaan yang dia pegang, kata-kata yang datang darinya..sangat mengkhawatirkan dan dangkal," keluh Kick It Out di The Times yang dikutip Autosport.

Beberapa pihak lain juga mengeluhkan pernyataan bos F1 tersebut,karena rasialisme merupakan salah satu tindakan,tidak hanya di olahraga saja tetapi juga pada umumnya,yang sangat ensensial karena menyangkut hak kebebasan individu dan perlindungan individu dari tindakan diskriminasi ,ancaman dan kekerasan.

Dalam latar belakang rasisme di dunia olahraga,budaya ini telah hidup dari zaman dahulu hingga sekarang. Budaya rasis saat ini memang tidak dilakukan secara terang-terangan namun dalam setiap bidang kehidupan sebenarnya masih ada perilaku-perilaku rasialis yang ditujukan terhadap orang-orang kulit hitam. Budaya rasis yang telah lama berkembang menyebabkan timbulnya rasa tidak bersalah dalam diri pelaku rasis ketika seseorang melakukannya atau lebih parah mungkin dia tidak menyadari bahwa sebenarnya dia sedang melakukan tindakan rasialis.

Berangkat dari hal tersebut, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi palariggaran rasialis terhadap pemain yang berkulit hitam berdasarkan strategi pelayanan dengan peningkatan perlindungan terhadap pemain berwarna kulit hitam melalui upaya-upaya sebagai berikut : kampanye anti rasis, advokasi dan lain-lain.Faktor lain yang menyebabkan masih lestari nya perilaku rasisme selain karena faktor budaya,adalah karena masih rendahnya cara berpikir masyarakat,terutama para pelaku nya yang menurut survey kebanyakan berasal dari Eropa yang masih didukung dengan gaya hidup yang sekuler-kapitalis,dukungan penuh dari para penggemar terhadap tim atau atlet favorit.

Beberapa kampanye yang tengah digalakkan oleh para pihak-pihak yang berwenang dalam olahraga adalah Let’s Kick Racism Out of Football.Kampanye yang dilakukan oleh FIFA sebagai badab tertinggi sepakbola dunia ini memberlakukan sanksi kepada tim-tim yang melakukan tindakan rasisme dengan mengurangi tiga poin bagi para pelakunya(poin yang didapat dari kemenangan pertandingan selama kompetisi nasional) atau bisa juga berupa denda uang bagi para pelaku ny,baik individu maupun tim yang bersangkutan.Kampanye ini telah diamini oleh semua konfederasi-konfederasi sepakbola regional yang bernaung di bawa FIFA.Di Eropa sendiri telah dibentuk badan di bawah UEFA(Konfederasi Sepakbola Eropa)yang lansung menangani kasus rasisme ini,yang diberi nama FARE(Football Anti Racism in Europe).Badan ini selain memberlakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh kampanye anti rasis lainnya,juga menjamin perlindungan bagi para pemain(khususnya yang bermain di Eropa).

Walupun telah banyak kampanye anti rasis di dunia olahraga,seperti yang di atas walaupun hanya segelintir yang saya sebutkan,tetapi hingga saat ini belum ada badan atau organisasi yang melakukan gerakan anti rasis di bidang olahraga lain diluar sepakbola.Seperti contoh kasus yang dilakukan bos F1 di atas,masalah ini belum ada tindak lanjut nya karena belum ada nya peraturan yang khusus mementingkan masalah ini.

Maka dari itu,marilah kita sebagai individu-individu yang terkait dengan dunia olahraga (walaupun tidak secara lansung) dan yang memiliki jiwa sosial yang tinggi,untuk mendukung dan menggalakkan gerakan anti rasisme dalam dunia olahraga agar hak-hak kebebasan dari pada atlet-atlet atau pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia olahraga dapat terlindungi.